Fahriz "Hei, teman-teman. Kalian masih ingat ga? waktu kita SD dan SMP dulu.", Andra "Ingatlah! Itu kan kenanganku untuk masa yang akan datang. Kenangan yang takdapat kulupakan." Adnan dan Trisna "Sama!!" Fahriz "Akupun juga!", Trisna "Tapi sayang, kita tidak mendapat kenangan dari SMA untuk kita berempat.". Andra "Iya, itu semua karena kita tidak satu sekolahan dan jarang berkumpul. Paling kalo berkumpul tidak pernah genap berempat.".
Mereka merasa seperti tak ada harapan dalam diri mereka. Andra " Kalian tahu ga?", temannya " Tahu apa?". Andra "Saya pikir, perjalanan kita ini seperti telur." Adnan "Iya,ya. Seperti telur.", Fahriz "Seperti telur! Iya,ya." Trisna "Seperti telur? Seperti telur. Bagus....". Akhirnya mereka menyadari bahwa perjalanan mereka selama sekolah seperti telur. Dimana apabila telur itu dimasak maka akan matang dan tidak dapat berubah menjadi unggas. Dan apabila telur itu dierami oleh induknya, kemungkinan besar menjadi unggas.
Seperti halnya mereka, apabila tidak sekolah maka akan seperti telur yang dimasak. Mereka tidak dapat menjadi orang yang sukses. Dan karena mereka sekolah, maka mereka seperti telur yang dierami oleh induknya. Mereka dapat mendapatkan hal yang diinginkan dan kemungkinan besar mereka dapat sukses.